Untuk Pelestarian Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Lebih Baik

Sabtu, 24 April 2010

Media Cetak Sulsel Masih Melanggar Kode Etik


Meskipun media massa kini berusaha untuk menjadi profesional, etika jurnalistik tetap saja dilanggar. Hal ini juga terjadi untuk tujuh media cetak di Sulawesi Selatan masih melanggar kode etik jurnalistik. Tiga pasal yang dilanggar masing-masing Pasal 3 tentang berita yang berimbang, pencampuran fakta dan opini, Pasal 1 tentang independensi an keakuratan berita, Pasal 9 tentang menghormati hak privacy dan Pasal 11 tentang pelayanan hak jawab.
Terkait dengan hal itu, media cetak di Sulel ini juga dalam pemberitaannya masih mengabaikan mekanisme check and richeck. Sedangkan perhatin media terhadap masalah perempuan maih minim. Sadangkan pemberitaan lingkungan hidup menempati porsi terbanyak.
Demikian antara simpulan dari ekspose hasil pemantauan dan analisis terhadap tujuh media catak di Sulawesi Selatan untuk penegakan etika jurnalistik, untuk pemberitaan periode Janruari-Februari 2010, di Warkop 76 Makassar, Senin (12/4). Kegiatan ini dilakukan Forum Pemantauan Media (ForMedia) Sulawesi Selatan yang merupakan inisiatif JURnaL Celebes didukung Yayasan Tifa. Formedia sendiri merupakan wadah belajar pemantauan media yang terdiri dari 18 organisasi masyarakat sipil di Sulawesi Selatan, yang difasilitasi Muliadi Mau peneliti media dan dosen komunikasi Unhas. Media yang menjadi sasaran pemantauan masing-masing Harian Tribun Timur, Harian Fajar, Harian Sindo Sulsel, Harian Ujungpandang Ekspres, Harian Berita Kota, Harian Pare Pos, Harian Palopo Pos.
Selain pelanggaran pasal 3, pasal 1, pasal 9 dan pasal 11,
Khusus untuk berita lingkungan hidup, ForMedia menilai kuantitas pemberitaan media belum mencerminkan keberpihakan media yang maksimall, lantaran hampir semuanya ditempatkan di halaman dalam. Ada satu berita di halaman satu, tetapi bukan karena substansi lingkungan, melainkan keberangan warga yang mendemo sebuah perusahaan di Makassar yang dianggap mencemari lingkungan.
Pencampuran fakta dan opini masih sering dilanggar semua media cetak yang dipantau.
Dalam ekspose kemarin, pakar analisis media di Unhas, Dr. Hasrullah memberikan input kepada ForMedia untuk menjadi bahan evaluasi bagi pemantauan dan analisis periode selanjutnya. Diskusi dalam acara ekspose itu lebih pada memberikan input untuk koalisi ForMedia, yang dihadiri antara lain unsue pimpinan media di antaranya Nur Alim Jalil dari Hrian Fajar, Mukhramal Azis Kepala Biro Harian Sindo Sulsel, Nasrullah Nara Kepala Biro Harian Kompas, dan Bunyamin dari Harian Tribun Timur, serta par jurnalis berbagai media dan pihak-pihak terkait.
Pemantauan dan analisis terhadap tujuh media ini merupakan inisiatif JURnaL Celebes yang didudkung Yayasan Tifa sebagai upaya melibatkan publik atau masyarakat untuk ikut serta mengontrol praktik media massa, guna mendorong media dan jurnalis yang profesional. (m)

Tidak ada komentar: