Untuk Pelestarian Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Lebih Baik

Rabu, 25 April 2012

Abdon Kembali Pimpin AMAN


Abdon Nababan

Laporan Rizal Pajokka dan Silvia dari Tobelo

JURnaL Celebes-Tobelo. Abdon Nababan kembali terpilih menjadi Sekretaris Jenderal Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) untuk periode 2012-2017 pada Kongres AMAN di Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara. Abdon dipilih secara aklamasi setelah semua peserta konres menyatakan memilihnya. Satu calon lainnya Juarsih Aloys menyatakan mundur setelah menyampaikan visi-misi. Sementara calon lain Satria Wangsa secara otomatis tidak terpilih setelah semua peserta kongres menyatakan memilih Abdon.
Pemilihan Sekjen AMAN yang berlangsung hingga malam waktu setempat merupakan agenda terakhir dari Kongres yang dibuka 19 April 2012 lalu oleh Ketua DPRD Mazuki Ali. Setelah calon Aloys mengundurkan diri, pemilihan dilangsung dengan dua calon yakni Abdon Nababan dan Satria Wangsa.
Namun pimpinan sidang Hein Namotemo yang juga Bupati Halmahera Utara bertanya kepada peserta dan meminta siapa yang ingin memilih Abdon. Serentak semua peserta Kongres menyatakan memilih Abdon. Saat itu juga sidang pemilihan Sekjen ini tidak dilanjutkan lagi karena sudah dianggap peserta kongres secara aklamasi memilih Abdon Nababan. Jam 19:00 WIT, Abdon ditetapkan sebagai Sekjen terpilih kembali.
Selain memilih Sekjen, sebelum sesi pemilihan Sekjen, Kongres juga memilih 14 orang Dewan AMAN atau dua orang setiap region (wilayah).
Konres juga menetapkan tempat Konres AMAN lima tahun mendatang yakni di Sumatra. Daerah yang mencalonkan diri masing-masing Jawa Timur, Sumatra, Bengkulu, Sulawesi Tengah, Bali, Maluku, dan Banten. (rizal-silvi)

Jumat, 20 April 2012

Ketua DPR Janji Sahkan RUU Masyarakat Adat


Marzuki Ali
Laporan Silvia dari Tobelo


JURnaL Celebes-Tobelo. Ketua DPR Marzuki Ali yang didaulat membuka Kongres IV Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) berjanji DPR akan mensahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Pengakuan dan Perlindungan Hak-Hak Masyarakat Adat. Penegasan ini disampaikan Marzuki Ali saat memberi sambutan pada pembukaan Kongres AMAN, Kamis (19/2/2012) di Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara.
Dalam sambutannya Marzuki berpesan agar RUU Pengakuan dan Perlindungan Hak-Hak Masyarakat Adat (RUU PPMA) serta pembahasan UU tentang pemerintahan desa yang secara langsung berkaitan dengan kepentingan masyarakat adat.
“Masyarakat adat wajib mengawal proses-proses politik yang sedang berjalan ini agar UU dan berbagai kebijakan yang sedang dirancang dan dibahas ini sesuai dengan aspirasi masyarakat adat,” papar Marzuki.
Marzuki juga mengingkatkan konflik agraria yang terjadi di Indonesia banyak melibatkan masyarakat adat. Ia menilai konflik akhir-akhir ini merupakan dampak pemerintahan masa lalu. Karenanya harus harus segera diselesaikan dan disempurnakan.
Di bagian lain, Marzuki juga menyinggung penerapan hak FPIC masyarakat adat kini semakin diterima, khususnya dalam kebijakan yang berkaitan dengan iklim. AMAN sudah mulai dilibatkan dalam strategi nasional tentang REDD. Marzuki menyatakan semuanya segera diatur dan disempurnakan agar tidak ada yang merasa dirugikan.
Marzuki juga menyataan investasi juga harus dilindungi. Tapi masyarakat adatnya juga harus kita lindungi. Intinya tidak ada satu orang pun yang dirugikan, karena itu secara bertahap akan kita lakukan perubahan.
Pada rangkaian pembukaan kongres, Sekretaris Jenderal AMAN, Abdon Nababan menyerahkan naskah RUU PPMA dengan harapan akan disahkan DPR sesuai janji Marzuki. (silvia)

Rabu, 18 April 2012

1.699 Suku Satukan Mata Air di Kongres AMAN


Silvia melaporkan dari Tobelo

JURnaL Celebes-Tobelo. Kongres ke-4 Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) akan dibuka, Kamis (19/4/2012) dan akan berlangsung hingga 25 April di Tobelo, Kebupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara. Kongres ini dihadiri  1.669 suku dari seluruh Indonesia. Kegiatan akan dibuka Ketua DPR Marzuki Ali dan dimeriahkan kirab budaya seluruh peserta. Rangkaian kegiatan pembukaan adalah penyatuan mata air nusantara. Air tersebut dibawa masing-masing utusan komunitas adat yang menjadi peserta. Kegiatan ini akan memperoleh rekor MuRI.
"Peserta hampir semuanya telah tiba di Tobelo, kecuali Kalimantan Barat dan Sumatera Utara," jelas Ketua AMAN Maluku Utara, Jesaya Banari, Rabu (18/4/2012) petang.
Jesaya menambahkan ritual penyatuan mata air nusantara yang dibawa 1.669 suku adat akan ditumpahkan menjadi Monumen Air Nusantara di Tobelo
Air yang dibawa dari tiap daerah itu merupakan air yang dianggap keramat di daerahnya masing-masing. Cara membawa air tersebut ke Tobelo pun tidak sembarangan. Ada yang diisikan ke dalam bambu, tempayan, mapun botol sesuai nilai lokal di tiap daerah masyarakat adat.
"Selain ketua DPR RI, yang menyampaikan sambutan pada pembukaan besok juga dari Duta Masyarakat Adat untuk PPB. Saya lupa namanya tapi beliau berasal dari Finlandia. Ada juga sambutan nanti disampaikan Sekjen AMAN Abdon Nababan," jelas Jesaya lagi.

Sebanak 33 stan yang telah disediakan bagi 33 daerah yang membawahi masing-masing suku akan menampilkan beragam masakan daerahnya pada rangkaian festival kuliner nanti. (silvia)


Selasa, 17 April 2012

Dewan Nasional Perempuan Adat Terpilih

Silvia melaporkan dari Tobelo

JURnaL Celebes-Tobelo.Temu Nasionl Perempuan Adat yang berlangsung mulai 15-16 April 2012 telah memilih Dewan Perempuan Adat Periode 2012-2014. Pertemuan di Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara ini merupakan rangkaian kegiatan Kongres ke-4 Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) yang sesuai rencana akan dibuka secara resmi pada tanggal 19 dan berakhir pada 25 April 2012. Sementara Selasa (17/4/2012) digelar pertemuan Dewan AMAN Nasional.

Para Dewan Nasional Perempuan Adat yang terpilih masing-masing Sulasmi (Region/wilayah Sumatra) Yosephina Epun (Region Papua), Badriyah Fadel (Region Maluku/Maluku Utara), Mama Aleta Baun (Region Bali dan Nusa Tenggara), Surti Handayani (Region Jawa), Romba Maranu Sombolinggi (Region Sulawesi), dan Mardiana (Region Kalimantan).
Temu Nasional ini dimaksudkan untuk mewujudkan organisasi sayap perempuan adat yang melakukan percepatan kaderisasi dan pengorganisasian Perempuan Adat di komunitas-komunitas anggota AMAN; membangun strategi bersama Perempuan Adat di dalam Kongres AMAN IV dan organisasi AMAN serta memposisikan Perempuan Adat di berbagai tingkatan baik komunitas, Organisasi dan Negara. Didasarkan pada tujuannya Temu Nasional Perempuan Adat mengambil tema Memperkuat Partisipasi Perempuan Adat dalam Mewujudkan Masyarakat Adat yang Berdaulat, Mandiri dan Bermartabat.
Pertemuan-pertemuan ini telah membangun kesadaran bersama Perempuan Adat bahwa dibutuhkan wadah lain sebagai tempat belajar dan mengkonsolidasikan cita-cita bersama Perempuan Adat di dalam organisasi AMAN dan berposisi terhadap pihak-pihak lainnya. Affirmative action tidaklah tindakan yang mencukupi bagi Perempuan Adat untuk dapat terjun langsung berpartisipasi melalui proses-proses berorganisasi di dalam AMAN. Tidak dapat disangkal bahwa keterbatasan Perempuan Adat terhadap akses informasi menjadikan mereka harus berkejaran mengatasi ketertinggalan dan secara bersamaan harus terlibat dalam proses-proses pengambilan keputusan strategis yang mempengaruhi posisi Perempuan Adat di berbagai tingkatan mulai dari komunitas, organisasi dan bernegara sehingga keterlibatan Perempuan Adat belumlah optimal. (silvia)

Jumat, 13 April 2012

Yora, Maskot dan Logo Kongres AMAN

JURnaL Celebes. Kongres ke-4 Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) memberi makna tersendiri bagi Tobelo, khususnya, dan Halmahera umumnya sebagai kesempatan menunjukkan eksistensi, bukan sekadar sebagai tuan rumah. Wilayah ujung utara Pulau Halmahera yang bersentuhan langsung dengan eksotisme Samudra Pasifik ini mendapat kesempatan mewadahi sebuah hajatan kebersamaan dalam membina kultur bangsa.

Maskot dan logo kegiatan nasional ini pun dirancang berdasarkan sebuah tradisi kebersamaan masyarakat Halmahera. Yora. Yora adalah tarian khas Tobelo. Yora merupakan variasi gerakan pada tarian ronggeng, yang dipadu dan dirajut dalam gambar dua ekor Burung Tawon (salah satu burung khas di hutan Halmahera).
Yesaya Banari mengkreasikan maskot ini dalam sebuah perpaduan yang juga kelihatan eksotis. Tarian Yora dipikat dalam latar belakang perahu dan atap rumah memaknakan rumah dan perahu bangsa yang mesti dijaga untuk hidup bersama.
Gerakan Yora merupakan gerakan selingan agar suasana ronggeng semakin meriah. 'Yora' akan diikuti oleh para penari dengan melakukan gerakan secara bersama-sama.
Yora bisa juga dilakukan pada saat pertemuan formal sedang berlangsung."Pemimpin sidang bisa meminta 'Yora' apabila suasana rapat sudah tegang atau membosankan", jelas Yesaya.

Sejumlah Acara
Pemerintah Kabupaten Halmahera Utara akan menggelar sejumlah acara budaya, salah satunya dimaksudkan untuk tercatat di Museum Rekor Indonesia (MuRI). Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Halmahera Utara Erasmus Joseph Papilaya, mnjelaskan acara budaya yang akan digelar itu adalah kirab budaya pada tanggal 19 April, yang rencananya akan diikuti semua perwakilan komunitas adat yang ikut serta dalam kongres AMAN, ditambah lagi 23 paguyuban adat di Halmahera Utara.
Kemudian parade perahu adat Halmahera Utara atau dikenal dengan nama canga. Parade yang rencananya diikuti 1.000 perahu canga ini dimaksudkan pula agar tercatat dalam MuRI. Sementara itu, acara budaya lainnya yang akan digelar pula adalah lomba makanan adat nusantara. Lomba ini pun akan diikuti semua perwakilan komunitas adat yang ikut dalam kongres AMAN.
Erasmus juga menegaskan, sekitar 3.000 orang dari seluruh nusantara yang akan datang ke Tobelo pada bulan April ini. Selain itu, ada juga perwakilan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa yang rencananya akan hadir. (mus/dari berbagai sumber)