Untuk Pelestarian Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Lebih Baik

Selasa, 17 April 2012

Dewan Nasional Perempuan Adat Terpilih

Silvia melaporkan dari Tobelo

JURnaL Celebes-Tobelo.Temu Nasionl Perempuan Adat yang berlangsung mulai 15-16 April 2012 telah memilih Dewan Perempuan Adat Periode 2012-2014. Pertemuan di Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara ini merupakan rangkaian kegiatan Kongres ke-4 Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) yang sesuai rencana akan dibuka secara resmi pada tanggal 19 dan berakhir pada 25 April 2012. Sementara Selasa (17/4/2012) digelar pertemuan Dewan AMAN Nasional.

Para Dewan Nasional Perempuan Adat yang terpilih masing-masing Sulasmi (Region/wilayah Sumatra) Yosephina Epun (Region Papua), Badriyah Fadel (Region Maluku/Maluku Utara), Mama Aleta Baun (Region Bali dan Nusa Tenggara), Surti Handayani (Region Jawa), Romba Maranu Sombolinggi (Region Sulawesi), dan Mardiana (Region Kalimantan).
Temu Nasional ini dimaksudkan untuk mewujudkan organisasi sayap perempuan adat yang melakukan percepatan kaderisasi dan pengorganisasian Perempuan Adat di komunitas-komunitas anggota AMAN; membangun strategi bersama Perempuan Adat di dalam Kongres AMAN IV dan organisasi AMAN serta memposisikan Perempuan Adat di berbagai tingkatan baik komunitas, Organisasi dan Negara. Didasarkan pada tujuannya Temu Nasional Perempuan Adat mengambil tema Memperkuat Partisipasi Perempuan Adat dalam Mewujudkan Masyarakat Adat yang Berdaulat, Mandiri dan Bermartabat.
Pertemuan-pertemuan ini telah membangun kesadaran bersama Perempuan Adat bahwa dibutuhkan wadah lain sebagai tempat belajar dan mengkonsolidasikan cita-cita bersama Perempuan Adat di dalam organisasi AMAN dan berposisi terhadap pihak-pihak lainnya. Affirmative action tidaklah tindakan yang mencukupi bagi Perempuan Adat untuk dapat terjun langsung berpartisipasi melalui proses-proses berorganisasi di dalam AMAN. Tidak dapat disangkal bahwa keterbatasan Perempuan Adat terhadap akses informasi menjadikan mereka harus berkejaran mengatasi ketertinggalan dan secara bersamaan harus terlibat dalam proses-proses pengambilan keputusan strategis yang mempengaruhi posisi Perempuan Adat di berbagai tingkatan mulai dari komunitas, organisasi dan bernegara sehingga keterlibatan Perempuan Adat belumlah optimal. (silvia)

Tidak ada komentar: