Sabtu, 07 Februari 2009
Korban Banjir Sulbar Hidup di Tenda-tenda
JURnaL - Korban banjir di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Provinsi Sulawesi Barat hidup menderita di tenda-tenda darurat. Tidak ada kepastian bantuan pemerintah daerah serta minimnya bantuan, membuat warga korban bencana makan seadanya.
Pemantau dari Jaringan Masyarakat Penanggulangan Bencana (JMPB) Makassar, AI Marjayanti dari JURnaL Celebes melaporkan, Sabtu (7/2), Warga di Desa Petoosang, Kecamatan Alu, hanya mengandalkan bantuan yang sangat terbatas. Di desa ini sekitar 100 kepala keluarga kini hidup di tenda-tenda darurat karena rumah mereka sudah rusak berat dan sebagain hanyut dibawa banjir.
Sehari-hari mereka mengonsumsi makanan dari bantuan umumnya berupa mie instant. Mereka juga kesulitan memperoleh bantuan sandang.
Di samping itu, di desa ini sudah mulai terjangkit penyakit diare.Dua anak terserang penyakit diare.
Warga Desa Petoosang kini mempertanyakan bantuan yang dijanjikan Pemerintah Kabupaten Polman. Pemkab setempat menjanjikan akan memberikan bantuan pembangunan rumah berupa Rp 10 hingga Rp 15 juta bagi setiap KK. Namun, bantuan tersebut balum juga terealisasi.
Umumnya masyarakat korban bencana sudah tidak memiliki rumah. Karenanya mereka tinggal bertahan hidup di tenda-tenda yang merupakan bantuan dari PMI.
Kini warga bergotong-royong membangun rumah dari puing-puing banjir. Mereka membangun tempat bernaung seadanya dari kayu-kayu yang dihanyutkan banjir.
Meski demikian, mereka tidak mau menggunakan kayu gelondongan yang dibawa bajir. Sesuai informasi, warga diminta tidak mengambil kayu-kayu gelondongan yang dihanyutkan banjir, karena kayu-kayu tersebut adalah milik Dinas Kehutanan.
Bencana banjir terjadi pada 10 Januari 2009 menewaskan 10 orang dan satu orang belum ditemukan. Banjir bandang melanda Kabupaten Polman dan Majene tersebut juga menimbulkan kerusakan sarana umum dan infrastruktur. (m)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar