Sesuai penelitian JURnaL Celebes, akhir 2008, hampir semua wilayah di Sulawesi Selatan rawan bencana dengan domian bencana banjir, longsor, kebakaran, angin kencang, abrasi di wilayah pesisir.
Selama 2009 JURnaL Celebes mencatat beberapa bencana antara lain : longsor di Simbuang Toraja menewaskan 2 waga , 23 Januari 2009. Longsor kembali terjadi Tinggimoncong, Gowa, menyebabkan satu warga tewas dan menimbun tiga rumah warga.
Selama Feruari 2009, banjir menggenangi beberapa wilayah antara lain Enrekang, Maros, Pangkep. Banjir/longsor di Makale Tana Toraja menewaskan 6 warga, menimbun puluhan rumah warga dan memutuskan akses jalan raya, 31 Mai 2009.
Sebelumnya 22 Mei 2009 banjir juga menggenangi sebagian Kota Palopo. Kemudian longsor di Kecamatan Batang Barat, Kota Palopo, 18 November 2009 mengibatkan 13 warga tewas, memutus jalan poros antara Palopo-Toraja. Tanggal 19 Desember 2009, longsor di Enrekang menimbun sebuah gedung sekolah SMA.
Sesuai asesmen JURnaL Celebes, hampir sebagian besar masyarakat di wilayah bencana, di Sulawesi Selatan, memiliki kerentanan tinggi, kapasitas adaptasi yang rendah, dan cenderung pasrah karena tidak ada alternatif untuk menghindar. Karena itu, upaya meminimalisir risiko bencana sangat rendah, bahkan tidak ada, pada masyarakat di wilayah rawan bencana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar