Untuk Pelestarian Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Lebih Baik

Kamis, 15 Januari 2009

164 Penumpang ”Siluman”

JURnaL - Dugaan tentang adanya penumpang siluman yang diangkut KM Teratai Prima, yang tengelam di perairan Majene, Sabtu (11/1), ternyata bukan isapan jempol. Pihak Asuransi Jasa Raharja Parepare menemukan 164 penumpang kapal yang berlayar dari Parepare tujuan Samarinda itu tidak terdaftar dalam manifes penumpang. Sementara Kesatuan Pelaksana Pengamanan Pelabuhan (KPPP) mencatat 58 penumpang ”siluman”.

Sementara pencarian terus dialukan sampai Kamis. Namun, upaya itu membawa hasil nihil, meski telah melibatkan semua pihak.

Jasa Raharja Parepare melaporkan, 164 keluarga para penumpang yang datang melapor dan tidak tercatat dalam manifes pelayaran. Berdasarkan data, sebanyak 250 penumpang serta 17 anak buah kapal (ABK) tercatat dalam manifes. Sementara yang tercatat dalam manifes baru 165 orang yang melapor.

Di Parepare dua kapal pencari KAL Samalona dan Kapal Patroli Polair Sulselbar bahkan harus kembali ke Pelabuhan Cappa Ujung Parepare setelah melakukan pencarian selama satu jam di Perairan Polewali

Hingga Kamis petang, namun, hingga kemarin sore, tidak juga ketemu. Guna memaksimalkan pencarian korban, TNI AL menambah armada kapalnya.KRI Slamet Riyadi (KRI SRI) 532 dengan satu helikopter juga langsung melakukan pencarian. KRI yang didatangkan dari Surabaya ini dipimpin oleh komandan Kolonel Laut (P) Nur Hidayat..

Karena pencarian yang nihil, sejumlah keluarga koraban memutuskan untuk melakukan pencarian sendiri.

Bahkan seorang penumpang yang selamat Dg Gassing (35) asal Takalar, melakukan pencarian sendiri, seperti dilansir Tribun Timur. Ia jugalah yang menyelamatkan nahkoda kapal, M Sabir. Gassing menceritakan bagaimana kapal tersebut tenggelam. Saat di kapal ia bersama anak dan mertuanya yang hingga kini belum ditemukan. Presiden SBY sempat menanyakan mengapa M Sabir selamat.

Kamis (15/1) adalah pencarian hari kelima. Rencananya pencarian akan dihentikan pada hari ketujuh. Namun Kepala Dinas Perhubungan Sulawesi Selatan (Dishub) Sulham Hasan, mengatakan, sesuai instruksi menhub waktu pencarian bisa saja diperpanjang lebih dari satu minggu jika kondisi lapangan memang memungkinkan. (m)

Tidak ada komentar: