Untuk Pelestarian Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Lebih Baik

Rabu, 14 Januari 2009

Banjir Terjang Sulbar-Sulsel


Bencana banjir melanda sejumlah wilayah di Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan. Di Sulawesi Barat, banjir menerjang wilayah Polewali dan Majene. Hingga Senin 11 Januari 2008, tercatat delapan orang korban tewas. Banjir di Sulbar terjadi di Wilayah Polman masing-masing di Wonomulyo, dan Mapilli, Tinambung. Sementara di Kabupaten Majene di Banggae Timur, Sendana, Banggae Timur, Malunda.
  Banjir di wilayah ini hampir terjadi setiap tahun. Namun, dari jumlah korban material maupun jiwa, banjir kali merupakan terbesar selama lima tahun terakhir.
  Selain menimbulkan korban jiwa, banjir kali ini juga merusak berbagai sarana umum, seperti sekolah, jalan, jembatan dan ratusan rumah penduduk. Banjir juga menyebabkan sejumlah infrastruktur rusak. Jalur lalulintas jadi lumpuh.
  Banjir melanda wilayah ini setelah hujan deras turun terus-menerus mulai Jumat hingga Sabtu pagi menyebabkan sejumlah wilayah tergenang. Beberapa sungai misalnya Sungai Maloso, Sungai Puppole, Sungai Mandar meluap, menyebabkan Bendungan Sekkasekka harus harus jebol. 
  
Banjir Ajatappareng 
Dalam waktu yang sama, di Sulawesi Selatan, banjir juga melanda beberapa daerah. Misalnya wilayah Ajattappareng, meliputi Kabupaten Barru, Parepare, Sidrap, dan Pinrang diterjang banjir. Ribuan hektare (ha) tanaman padi terendam banjir. Di Barru,banjir menerjang Kecamatan Mallusetasi, Soppeng Riaja,Balusu,Barru,dan Tanete Riaja. Ketinggian air mencapai pinggang orang dewasa. 
  Banjir juga menenggelamkan fasilitas umum seperti sekolah, rumah ibadah, pasar, kantor polisi, kantor camat, dan kantor desa.Akibatnya, sejumlah sekolah diliburkan. Di Kota Bandar Madani, Parepare, banjir menggenangi Kecamatan Bacukiki. Ketinggian air mencapai satu meter lebih.Akibatnya, jalur utama yang menghubungkan Parepare-Makassar, terputus selama beberapa jam. 
  Bukan hanya itu, ratusan rumah yang ada di lingkungan Lontangge dan Manggimpuru terendam air setinggi satu meter. Bahkan, sawah dan tambak yang ada di pinggiran Sungai Karajae Bacukiki,juga rusak berat. Kabupaten Pinrang juga tidak luput dari genangan air akibat tingginya curah hujan dalam tiga hari terakhir.Kecamatan Mattiro Sompe, Lanrisang, dan Suppa. 
  Selain tanaman padi yang terendam, juga memutus jalur utama sejauh satu kilometer yang menghubungkan Kelurahan Langga, Kecamatan Mattiro Sompe,dengan kota Pinrang.

Di Soppeng 
  Banjir juga menerjang Kabupaten Soppeng hingga kemarin masih menggenangi rumah Ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Soppeng Sulhan. Kabupaten yang dikenal sebagai penghasil kelelawar ini terjadi di Lingkungan Madining, Kelurahan Attangsallo, Kecamatan Marioriawa tepat di jembatan atau jalan raya yang menuju ke Danau Tempe. 
  Pengungsi korban banjir yang berada di Posko Induk mencapai sekitar 500 jiwa atau 120 KK. Informasi terakhir yang disirkan media masa, kondisi air sudah turun yakni mencapai sekitar di bawah setengah meter. Sementara empat korban meninggal belum bisa dievakuasi karena tertimbun sampah reruntuhan. (mus) 

Tidak ada komentar: