Untuk Pelestarian Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Lebih Baik

Rabu, 14 Januari 2009

250 Warga ’’Ditelan’’ Samudra


Bencana laut kembali terjadi. Musibah rutin yang tampaknya tidak bisa diminimalisir. Musibah laut itu menimpa Kapal Motor (KM) Teratai Prima, Minggu, 11 Januari 2008. Kapal yang memuat 250 penumpang itu berangkat dari Pelabuhan Cappa Ujung, Parepare, Sulawesi Selatan, menuju Samarinda, Kalimantan Timur. Teratai Prima tenggelam di Majene, Sulawesi Barat, dekat dengan tempat jatuhnya pesawat Adam Air awal 2007. 

Dari 249 penumpang, hingga Senin 12 Januari, baru 22 korban selamat yang ditemukan. Dengan demikian, sekitar 200-an korban yang belum diketahui nasibnya.

Dalam keteranganya kepada media massa, Kepala Administrator Pelabuhan Parepare Nurwahida menyatakan, sesuai manifes kapal, jumlah penumpang 250 orang dengan muatan barang sekitar 200 ton. Kapasitas kapal 300 penumpang, dan kapal masih dalam kondisi laik. Seharusnya dalam waktu 10 jam kapal tiba di Samarinda

Menurut Nurwahidah, kapal berbobot mati 747 GT itu tenggelam karena dihantam angin puting beliung. ”Minggu sekitar pukul 02.00, KM Teratai Prima masih berkomunikasi dengan pemilik kapal di Samarinda. Kapal tenggelam sekitar pukul 03.00. Awak kapal yang selamat menerangkan kepada syahbandar Majene, kapal tenggelam karena angin puting beliung. Saat itu tinggi gelombang dua meter.

Paling Bobrok

Pelayanan transportasi laut antarpulau di Indonesia memang harus diakui sangat bobrok. Telah terjadi mekanisme koruptif di wilayah pelabuhan, sehngga keselamatan penumpang kerap diabaikan. 

Tingginya kebutuhan transportasi di tengah terbatasnya ketersediaan sarana transportasi menjadikan para operator pelayaran dan aparat memanfaatkan kondisi ini untuk mengambil ketungan. Akibatnya kualitas pelayanan menjadi sangat buruk, bahkan kadang tidak manusiawi.

Celakanya, peristiwa ini rutin terjadi sementara pemerintah tampaknya tida mampu mengatasi masalah ini. Karena itu, kualitas pelayanan yang tidak manusiawi ini dibiarkan, risiko musibah laut ini tidak akan mampu diminimalisir.

Kecelakaan Laut

Sesuai data dari Ditjen Perhubungan, selama 2008, terjadi 45 kasus kecelakaan laut, dengan 32 orang tewas, 13 cidera.

Sementara menurut data dari wikipedia, data musibah kapal tahu 2007 masing-masing 18 Oktober - KM Asita III tenggelam pada pk. 20.16 WITA di perairan Selat Kadatua.sekitar 10 mil dari Kota Baubau, Pulau Buton, Sulawesi Tenggara, 125 orang selamat, sedikitnya 31 orang meninggal dunia, dan 35 lainnya hilang. Tanggal 11 Juli - KM Sinar Madinah tenggelam di perairan Laut Selatan Desa Hu'u, Kabupaten Dompu, provinsi Nusa Tenggara Barat. Kapal tenggelam setelah dihempas gelombang setinggi lima meter. Tujuh orang awak kapal sempat terlilit jaring, namun enam orang berhasil menyelamatkan diri. Seorang anak buah kapal hilang bersama jaring yang melilit dirinya. 11 Juli - KM Wahai Star yang mengangkut sekitar 100 penumpang dan ribuan ton hasil bumi dari Leksula tujuan Ambon tenggelam di perairan antara Pulau Buru dan Ambon. Kemudian 22 Februari - Sedikitnya 25 orang tewas setelah KM Levina I jurusan Tanjung Priok–Pangkal Balam, Bangka yang mengangkut 291 penumpang terbakar di Selat Sunda. Lalu 4 orang di antaranya tewas saat melakukan investigasi pada bangkai kapal pada tanggal 25 Februari. Mereka tewas saat bangkai kapal tersebut tenggelam. mus

Tidak ada komentar: