Kamis, 15 Januari 2009
Relawan Bencana Bingung
JURnaL - Para relawan dan pihak-pihak yang terlibat dalam penanggulangan pasca bencana banjir di Kabupaten Polewali Mandar (Polman) dan Kabupaten Majene Sulawesi Barat, hingga Kamis (15/1) kebingungan. Hal ini diakibatkan tidak terkoodinirnya tanggap darurat bencana yang terjadi Sabtu 10 Januari 2008 lalu yang menewaskan delapan warga tersebut.
Tim Assessment dari Jaringan Masyarakat Peduli Bencana (JPMB) Makassar, Ai Marjayanti dari JURnaL Celebes dan Haedar Tasaka dari AMAN Sulsel, Kamis siang melaporkan, seberulnya banyak relawan berpartisipasi dalam upaya penanggulangan bencana banjir tersebut. Hanya saja, terpaksa para relawan itu harus jalan bekerja sendiri-sendiri, karena tidak ada koordinasi yang memadai.
Pemerintah daerah membuka posko di Polewali, namun posko tersebut tidak lebih dari tempat mengumpulkan bantuan material dan data-data seadanya. Sementara sarana informasi juga tidak memadai.
Kesulitan ini juga dialami para jurnalis untuk meliput peristiwa ini. Disamping itu, tidak terkoordinir dengan baik, para warga penerima dampak bencana pun enggan untuk berhubungan dengan posko. Sebagian mala belum mengetahui kalau ada posko induk.
Kondisi seperti ini, menurut laporan dari JMPB Makassar, mengakibatkan minimnya bantuan, terutama untuk obat-obatan atau sarana air bersih.
Sampai Kamis, belum ada laporan tentang warga penerima dampak bencana yang mengidap penyakit pascrabencana. Tetapi tidak tertutup kemungkinan, satu atau dua hari ke depan, hal ini bisa terjadi, mengingat warga mengalami kesulitan untuk memperoleh air bersih. (m)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar